Minggu, 10 April 2011

SEJARAH MUKENA

MUKENA ADA SEBAGAI BENTUK KOMPROMI ANTAR BUDAYA DAN SYARIAH
Mungkin kalian menjumpai mukena di negara Indonesia dan Asia Tenggara lainnya yang mayoritas muslimahnya tidak terbiasa menggunakan kerudung. Tidak seperti di Timur Tengah. Di sana kalian bisa jadi tidak akan menjumpai mukena yang terdiri dari rok dan atasan. Yang ada justru barqa atau abayya.
Tentu ada alas an mengapa demikian. Dulu sebelum islam datang, busana kaumperempuan di Indonesia, tepatnya di Pulau jawa baru sekedar kain panjang jawa ( jarik_batik) tanpa dijahit dan kemben yang dililit. Lalu ketika islam masuk dan disebarkan oleh Walisanga, terjadilah benturan budaya dengan syariah. Salah satunya adalah cara berbusana bagi kaum perempuan.
Dari benturan tersebut lahirlah kompromi-kompromi. Kompromi antaranya Walisanga dengan kaum perempuan di masa itu adalah menggunakan mukena. Yaitu busana sesuai syariah dimana hanya wajah dan telapak tangan yang boleh terbuka yang dipakai ketika melaksanakan shalat. Setelahnya, mereka kembali menggunakan busana pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar